Sejarah ...


 KEHIDUPAN MANUSIA PRASEJARAH


1.    Kehidupan Manusia Prasejarah
A.    Manusia Purba di Indonesia

      Indonesia merupakan wilayah yang sangat banyak member sumbangan kepada para ahli dalam usaha penelitian Asia. Banyak ditemukan sisa - sisa tulang manusia purba yang sudah membatu ( fosil manusia purba), sehingga banyak ahli menyebut Indonesia mewakili daratan Asia sebagai tempat penemuan fosil manusia purba. Dengan kenyataan tersebut, sekitar abad ke – 18 banyak para ahli Barat merasa tertarik ke Indonesia untuk meneliti dan mengadakan penggalian ( ekskavasi ) terhadap daerah – daerah yang di anggap ada benda – benda sejarah.
     Hasil penggalian dari tempat – tempat yang diduga pernah dihuni manusia Purba ditemukan fosil dan Artefak. Fosil adalah sisa – sisa tumbuhan, hewan yang telah membatu. Artefak adalah alat – alat yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masa itu. Fosil dan Artefak inilah merupakan petunjuk tentang kehidupan manusia zaman purba, karena manusia purba itu tidak ada meninggalkan benda sejarah berupa tulisan.
  1. Fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia adalah penemuan ahli – ahli dari Eropa seperti : Penemuan Eugene Dubois tahun 1890 yaitu manusia pertama yang ditemukan di desa Trinil tepi sungai Bengawan Solo, Jawa Timur. Penemuan tersebut setelah direkonstruksi maka bentuknya mirip dengan kera, sehingga jenis ini disebut Pithecanthropus Erectus. Pitheca = kera, Anthropus = Manusia, Erectus = berdiri. Jadi Pithecantropus Erectus adalah Manusia kera yang berjalan tegak/ berdiri. Jenis Pithecantropus yang lain ditemukan juga di Mojokerto oleh Von Koesningswald tahun 1936. Jenis ini disebut Pithecanthropus Mojokertensis. Dilembah Bengawan Solo manusia kera yang besar dan kuat ditemukan tahun 1936 oleh Von Koesningswald. Jenis ini disebut Pithecanthropus Robustus.
  2. Penemuan Von Koesningswald tahun 1941Koesningswald  mengadakan penggalian di daerah sangiran sebelah utara Surakarta, jawa tengah. Jenis manusia yang ditemukan disini disebut Megantropus ( manusia raksasa ) manusia purba ini bertubuh tegap, besar tapi tidak terlalu tinggi. Manusia purba ini dikenal sebagai yang tertua yang ditemukan di pulau Jawa. Penemuan  Koesningswald jenis ini dinamakan Megantropus Palaeo Javanicus. Mega = besar, Antropus = manusia, Palaeo artinya tua, Javanicus = jawa. Jadi manusia raksasa dari jawa. Penemuan yang lain selain fosil – fosil manusia kera tersebut di atas, ditemukan juga fosil yang sudah memiliki kemiripan dengan manusia. Jenis inilah yang disebut dengan Homo.
  3. Homo soloensis, adalah manusia solo yang ditemukan pada tahun 1931 – 1934 didesa Ngandong oleh Von Koesningswald bersama Weidenreich. Menurut penyelidikan mereka ternyata makhluk ini lebih tinggi tingkatnya dari Pithecantropus Erectus.
  4. Homo Wajakensis. Eugene Dobois pada tahun 1889 menemukan fosil manusia purba di desa Wajak dekat Tulung Agung Jawa Timur. Menurut teori E.Dobois dan Teuku Jakob ( Ahli Palaeo antropologi Indonesia ) bahwa manusia Wajakensis adalah ras khusus yang mirip atau nenek moyang penduduk asli Australia. Fosil wajakensis adalah Fosil Homo sapiens yaitu manusia cerdas yang sudah seperti keadaan manusia sekarang.
    Perbandingan tengkorak
    Pithecantropus Erectus
   Menurut para peneliti kebudayaan dan ahli bahasa bahwa sekitar tahun 3000-500SM terjadi perpindahan penduduk Austronesia dari daratan Asia ( Bacson Hoabinh dan dongson) ke daerah kepulauan. Perpindahan berlangsung secara bertahap terdiri dari dua gelombang :
1.    Gelombang pertama dikenal dengan sebutan Proto Melayu atau Melayu Tua
2.    Gelombang kedua dikenal dengan  Deutro Melayu atau Melayu Muda
Di daerah baru manusia bangsa Austronesia tersebut bercampur dengan manusia Purba yang melahirkan keturunan baru. Diperkirakan nenek moyang bangsa Indonesia adalah keturunan campuran tersebut.

        Peta Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

      Manusia purba yang ditemukan diluar Indonesia terdapat daratan Asia, Afrika dan Eropa. Di daerah  tersebut juga ditemukan fosil – fosil manusia purba antara lain :

B.    Manusia Purba di Cina
Davidson black seorang peneliti dari Canada berhasil menemukan fosil dari gua Chou-kuo-tien di dekat kota pekng tahun 1927. Fosil tersebut ada miripnya dengan Pithecantropus Erectus dari Indonesia ras Mongoloid. Jenis ini disebut Manusia Peking atau Homo Pekinensis dan terkenal juga dengan sinantropus pekinensis.

C.    Manusia purba di Afrika
Peneliti kelahiran Australia Raymond Dart dan Robert Broom Melakukan penelitian dan menemukan fosil manusia purba di Botswana dan di daerah Gua Broken Hill ( Homo Rhodesiaensis). Jenis manusia purba Afrika ini disebut Homo Africanus.

D.    Manusia Purba di Eropa
Dari penelitian yang dilakukan sarjana jerman Rudolf Vichow bahwa di Eropa ditemukan fosil manusia purba. Tahun 1856 diadakan ekskavasi di lembah Neanderthal dekat kota Dussel Dorf Jerman. Penggalian yang lain juga dilakukan di lembah Spy ( Belgia ), penggalian di Suxxes ( Inggris ) dan Cromagnon di Prancis. Fosil – fosil yang ditemukan di daerah tersebut merupakan fosil manusia purba Eropa. Fosil yang pertama ditemukan di Neandert disebut Homo Neanthertalensis.

3.    Hidup berpindah – pindah
      Selama beribu – ribu tahun manusia purba hidup secara berpindah – pindah. Hidupnya masih sangat sederhana dan sangat tergantung kepada alam.

 Peta Penemuan Fosil Manusia Purba

        Peninggalan manusia purba berupa fosil dan alat – alat pada bekas tempat tinggalnya di gua – gua dan di tepi pantai menggambarkan bahwa hidup berlangsung sederhana dan berpindah – pindah. Pola piker yang sederhana berpusat pada usaha untuk mempertahankan diri terhadap tantangan alam, sehingga manusia purba itu harus mempergunakan akalnya untuk usaha mencari makanan dan daerah subur.
      Daerah yang subur dan menguntungkan selalu dipilih pada daerah pinngiran dan tepi pantai, karena daerah ini biasanya banyak sumber makanan dan juga air untuk minuman. Bila pada suatu tempat tinggal sumber bahan makanannya dari berburu atau hasil alam habis, manusia purba itu berpindah ke daerah lainnya yang masih banyak persediaan alamnya. Kehidupan yang selalu berpindah – pindah itu disebut Nomaden.
     Kehidupan berpindah – pindah adlah dalam rangka mencari daerah baru yang banyak persediaan makanannya seperti umbi – umbian, pohon yang berbuah dan boleh dimakan serta ikan – ikan dan hasil laut lainnya. Di daerah yang subur tersebut manusia purba tinggal mengambil, menggumpulkan makanan yang bersedia oleh alam dinamakan “ Foot Gathering”. Usaha untuk melindungi dirinya, manusia purba biasanya memilih tempat yang dianggap aman seperti di Gua yang tinggi. Tempat tinggal di gua untuk sementara dinamakan “ Abris Sous Roche “. Selain hidupnya itu di gua – gua, manusia purba juga memilih tinggal di pantai dan mendirikan Rumah panggung. Hasil alam yang mereka makan cenderung dari hasil – hasil laut seperti ikan dan kerang. Rumah panggung mereka biasanya dijumpai tempat bekas sampah dapurnya. Sampah dapur mereka berupa kulit – kulit kerang yang sudah kering dan bertumpuk menyerupai bukit. Sampah dapur demikian disebut dengan istilah “ Kyokken Moddinger”.sampah dapur seperti ini di temukan di daerah Sumatera bagian timur seperti Langkat.
      Peralatan yang digunakan manusia purba itu sangat sederhana. Alat tersebut sebagai perpanjangan tangan untuk membantu pekerjaan mereka. Peralatan mereka terbuat dari batu dan tulang yang dapat digenggam. Alat – alat dari batu misalnya adalah alat perimbas dan serpih yang digunakan sebagai alat pemotong, penggali, penusuk dan pengupas. Tulang yang keras dapat ditajami/ diruncingkan sebagai pisau, mata panah dan tombah.
      Alat – alat batu banyak ditemukan di Indonesia berupa kapak perimbas seperti di daerah : Pacitan ( Jawa Timur ), Bengkulu, Awang Bangkal ( Kalimantan ), Cabbenge ( Sulawesi Selatan ) dan  Lahat ( Sumatera Selatan). Dalam kehidupan yang berpindah – pindah dan berburu semakin lama mereka mulai lebih lama menempati daerahnya, sehingga mereka tidak hanya meramu dan mengumpulkan hasil alam. Mereka sudah mulai bercocok tanam dan berternak. Menyediakan sendiri makanannya untuk dapat hidup bertahan lama – kelamaan manusia itu hidup menetap. Bertempat tinggal yang tetap disebut “ Sadenter”. penggunaan alatnya juga ditinggatkan misalnya batu sebagai alatnya sudah mulai diasah kemudian dibuat tangkainya. Inilah yang disebut kampak yang berbentuk Lonjong atau pun persegi.

    Corak kehidupan dan pembabakan cara kehidupan manusia purba dilihat dari cara – cara kehidupannya.
A.    Pada mas awal kehidupan manusia, pemeliharaan tanaman, penemuan alat – alat / pekakas, penemuan api, semuanya adalah permulaan berkembangnya budaya dan peradaban manusia.
B.    Masa berburu Foot Gathering. Pada masa ini kehidupan manusia ditandai dengan usaha usaha manusia untuk :
-    Mengumpulkan bahan makanan
-    Masa – masa berburu
-    Kebiasan berpindah – pindah / Nomaden
-    Kehidupan sementara di Gua – gua / Abris sous Roche
-    Pembuatan rumah – rumah panggung dengan ciri – cirri Kyokken Moddinger ( sampah dapur ).

C.    Masa Food Producing adalah periode dimulainya masa hidup menetap dengan cara:
-    Bercocok tanam
-    Berternak
-    Menangkap ikan
-    Hidup menetap / Sadenter
-    Pembuatan alat – alat

D.    Masa perundagian adalah permulaan kehidupan yang telah mulai memakai teknik sederhana dalam kehidupannya seperti :
-    Teknik undagi logam atau peleburan logam
-    Usaha pertukaran barang dengan barang ( barter )
-    Masa ini juga sudah memulai adanya pembagian kerja.

Sumber :
Luto. Dr Effend. 1994. Sejarah. Medan : Monara
Gambar : www.google.com


posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Beranda
Diberdayakan oleh Blogger.
Blogger Widgets

Recent Comments